Paroki St. Maria Tak Bernoda Rangkassitung

Sabtu, 06 September 2014

HARI MINGGU BIASA XXIII, 6-7 September 2014

HARI MINGGU KITAB SUCI NASIONAL
Yehezkiel 33:7-9; Roma 13:8-10; Matius 18:15-20

Pengantar
Saudara-saudarai yang terkasih dalam Yesus Kristus.Hari ini adalah Hari Minggu Biasa XXIII. Secara khsusus pada Hari Minggu ini, kita membuka Bulan September ini dengan Bulan Kitab Suci Nasional. Tema yang dipilih oleh Keuskupan kita adalah “Keluarga Beribadah Dalam Sabda”. Kita bersyukur kepada Tuhan atas Sabda-Nya yang tertuang dalam Kitab Suci sebagai sumber hidup keluarga kita masing-masing.
Keluarga, terutama para orangtua mempunyai tanggung jawab besar terhadap perkembangan iman anaknya. Hal ini sesuai dengan janji perkawinan, dimana suami istri akan membaptis dan mendidik anak-anak mereka secara Katolik. Tanggung jawab atau janji ini dimulai dan diwujudkan dengan mendidik anak-anak dalam doa, bersekutu dalam doa bersama anggota keluarga, membaca dan merenungkan Sabda Allah. Sebab Tuhan sendiri bersabda, “Saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran” (Yoh 4:23).

Homili
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus, dalam bacaan pertama hari ini Allah menegaskan bahwa sebagai nabi, Yehezkiel harus setia menjaga bangsanya, memperingatkan mereka berbalik dari dosa agar kembali setia pada perjanjian. Mereka yang akan menolak Allah akan dihukum dengan kematian. Dan apabila Yehezkiel lalai memperingatkan orang fasik, ia akan dituntut pertanggungjawaban atas kematian mereka. Dewasa ini pun kita sebagai orang beriman, warga Gereja harus tekun dan setia bersaksi kepada semua orang lewat cara hidup kita, cara berpikir kita, cara bertindak kita dan cara berkata-kata kita, bahwa keselamatan ada di dalam Kristus.
Bacaan kedua lebih menekankan segi kasih dalam hubungan dengan sesama. “Hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.” Panggilan kenabian (profetis) untuk memperingatkan sesama yang bersalah harus didorong oleh kasih dan dilaksanakan dengan cara yang penuh kasih.
Dalam Bacaan Injil, Yesus pun menegaskan tanggung jawab kita terhadap sesama, sebagai saudara. “Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata.” Yesus mengamanatkan perlunya kita saling menegur, mengingatkan dan memperbaiki dalam semangat persaudaraan dan tentunya dengan cara yang penuh kasih. Menegur, mengingatkan dan memperbaiki antar sesama umat tidak dilakukan demi kritik tetapi demi kasih. Tindakan ini harus kita lakukan untuk mendapatkan kembali saudara-saudara yang khilaf atau tersesat, mengembalikan mereka ke dalam pelukan umat yang penuh kasih, tempat Kristus bersemayam.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus Kristus. Tidak dapat disangkal bahwa hal menegor sesama kita adalah pekerjaan yang sulit. Ada banyak orang yang tidak mau menerima tegoran, dan ada banyak tegoran diberi dengan cara yang tidak bijaksana, misalnya langsung di muka umum atau dalam kepanasan hati dan dengan kata-kata yang kasar. Tuhan menghendaki agar setiap orang mengalami dan menikmati keselamatan dengan cara kasih. Untuk itu, Ia memanggil kita menjadi Nabi-Nya dengan tugas memperingatkan orang yang bersalah supaya bertobat. Peringatan ini harus didorong oleh kasih dan dilaksanakan dengan cara yang penuh kasih. Tanggung jawab ini harus kita laksanakan bukan demi kritik tetapi demi kasih, agar saudara kita yang bersalah dapat kembali bersama dengan komunitas kita.   
Saudara-saudari terkasih, dalam kaitannya dengan Tema Bulan Kitab Suci Nasional, keluarga-keluarga diajak untuk bersekutu/beribadah dengan Allah melalui Sabda-Nya. Gereja Katolik mengajak kita untuk kembali melihat peran keluarga dalam membangun persekutuan dengan Allah. Ketika keluarga nampak bersekutu/beribadah dengan Allah, maka kasih dan persaudaraan akan muncul ke permukaan dan menjadi nafas hidup keluarga. Dengan kata lain tak ada lagi permusuhan, percekcokan di antara umat ataupun anggota keluarga.
Semoga keluarga kita dapat membangun persekutuan yang mesra dengan Allah melalui Sabda-Nya, yaitu dengan mencintai Kitab Suci.

Tuhan memberkati kita.

RD. Antonius Garbito Pamboaji